“Hipnotis bersifat inter-personality” , dalam konteks ini yang dikupas bahwa seseorang dapat terhipnotis oleh Hypnotist tergantung dari kepribadian sang Hypnotist tersebut. Apabila orang tersebut dapat menerima kepribadian yang artinya menerima respon emosional, sikap dan perilaku dari sang Hypnotist maka proses hipnotis bisa berjalan.
Untuk membentuk “Personality atau dalam bahasa terjemahan bebas Indonesia yaitu kepribadian untuk keperluan menjadi seorang sebagai seorang Hypnotist merupakan faktor penting.
Faktor penting disini dalam arti menentukan keberhasilan atau kesuksesan dalam melakukan hipnotis terhadap seseorang. Ketika seorang Hypnotist mempunyai kepribadian yang banyak mengandung negatif dibandingkan positif maka Hypnotist tersebut akan kesulitan menghipnotis orang yang berkeinginan untuk kedepan menjadi positif .
Membentuk kepribadian atau personality yang baik sebagai seorang Hypnotist bisa mudah dan bisa sulit , artinya tergantung dari keniatan sang Hypnotist tersebut.
Seorang Hypnotist yang mempunyai personality baik di masyarakat maka otomatis keberhasilan menghipnotis akan sedikit sekali mengalami kegagalan.
Menjadi seorang Hypnotist yang “Long Life” membutuhkan juga berlatih sepanjang waktu untuk menjadi personality yang positif dimuka masyarakat umum.
Kesimpulan :
Faktor personality merupakan bahan pertimbangan bagi sang subyek mau menerima saran sugesti atau tidak dari Hypnotist.
Berlatihlah membuat personality yang baik sehingga masyarakat dapat menerima anda sebagai seorang Hypnotist yang mumpuni atau unconscious competence.
Leave a Reply