Saat proses belajar-mengajar Hypnosis (termasuk di kelas saya) seringkali demi alasan kenyamanan dan keamanan, Trainer menggambarkan bahwa sesungguhnya fenomena Hypnosis selalu hadir di setiap saat kehidupan kita.
Digambarkan bahwa setiap proses dimana suatu informasi berhasil “memasuki” subconscious mind dapat dikategorikan sebagai peristiwa Hypnosis. Sehingga berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari sering dipaparkan sebagai contoh, mulai dari seorang guru yang dapat menyampaikan pelajaran yang diajarnya secara baik ke murid-muridnya, seorang penjual yang trampil melakukan penjualan, seorang politisi yang dapat menyampaikan pesan politik ke konstituen-nya, dsb.
Apakah benar demikian ? Ya, tentu saja ini bersifat sangat kontekstual dan amat sangat dapat diperdebatkan. Seorang Hypnotist atau Hypnotherapist tentu akan menggunakan pendapat semacam ini ketika mereka mendapat “serangan” yang menyatakan bahwa Hypnosis adalah suatu teknik yang dapat memaksa seseorang untuk “menerima” informasi atau sugesti.Sebaliknya bagi seseorang yang sudah sangat trampil dan memiliki “jam terbang” yang sangat tinggi dalam mempraktekkan aneka teknik Hypnosis, tentu akan “memahami” apa perbedaan dari peristiwa masuknya informasi secara natural, dengan peristiwa yang “tidak sepenuhnya natural” yang terjadi pada peristiwa Hypnosis. Lalu pendapat manakah yang benar ?
Ijinkan pada catatan kali ini saya berbicara sebagai seorang Hypnotist, dimana materi yang saya tulis ini tentunya saya tujukan pula hanya kepada mereka yang menamakan dirinya sebagai seorang Hypnotist. Oleh karena itu konteks dari materi ini akan bersifat sangat teknis dan bertujuan untuk memberikan wacana kepada para Hypnotist. Tentu saja tulisan inipun sangat sah untuk diperdebatkan, karena inspirasi dari tulisan ini justru dari berbagai pengalaman saya dalam melakukan esksperimen di seputar Hypnosis & Hypnotherapy. Bahkan sangat mungkin tulisan ini akan “bertentangan” dengan berbagai buku-buku mengenai Hypnotism. Sekali lagi hanya sebagai wacana.
Proses Sederhana Masuknya Informasi ke Subconscious Mind
Saya tetap menyenangi pemodelan sederhana yang menggambarkan pikiran dalam fungsi : Conscious Mind dan Subconscious Mind, karena menurut saya pemodelan ini sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan apa yang akan saya sampaikan. (Catatan : Pada mazhab Hypnosis yang berbeda seringkali dipergunakan pemodelan yang berbeda).
Masuknya Informasi Secara “Wajar”
Proses masuknya informasi pada proses kehidupan wajar sehari-hari, biasanya masih menghadirkan proses analitis yang melibatkan conscious mind yang relatif masih berada di tingkat fungsi tertinggi. Oleh karena itu informasi yang “masuk” semata-mata diperkenankan masuk karena memang tidak melanggar kaidah, yang dalam hal ini proses analisa dilakukan oleh conscious mind (yang masih berada pada tingkat fungsi tertinggi).
Masuknya Informasi Pada Persitiwa Hypnosis
Hypnosis akan mengakibatkan proses menurunnya fungsi dari conscious mind, sehingga fungsi analitis dari conscious mind relatif menjadi tidak kritis. Para Hypnotist biasa memberikan istilah pada kondisi ini sebagai kondisi “trance”, entah itu “Light Trance”, “Medium Trance”, atau “Deep Trance”. Saya terkadang lebih senang menyebut fenomena ini sebagai proses “Shifting Consciousness”, atau bergesernya fungsi conscious mind.
Penjelasan di atas tentu untuk sebagian kita sudah “basi” alias tidak ada yang baru. Tetapi kali ini saya akan mengajak kita semua untuk memberikan definisi secara jelas tentang Hypnosis dan yang “bukan Hypnosis”, yaitu Hypnosis pasti melibatkan “trance”, sedangkan “bukan Hypnosis” tidak melibatkan “trance”. Lebih spesifik lagi yang dimaksudkan dengan “trance” adalah terjadinya proses “shifting consciousness”.
Jika kita ingin memperdebatkan soal “trance”, saya yakin juga akan banyak opini dan wacana yang akan membuat dikotomi, alias kembali menjadi “mentah” seperti awal tulisan ini. Akan tetapi saya yakin jika kita yang benar-benar pernah melakukan proses Hypnosis dengan berbagai teknik, pasti kita akan “mengerti” apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah “trance”. Pada titik tertentu istilah “trance” hanya dapat “dirasakan” dan agak sulit untuk diuraikan dengan cara verbal.
So What ?
Tulisan ini bermaksud mengajak para Hypnotist untuk jeli dalam mendeteksi fenomena “trance” walaupun seringan apapun juga, karena ketika kita telah mampu melakukan hal ini, maka tugas berikutnya adalah melakukan utilisasi atau optimalisasi atas gejala awal “trance” ini sehingga semakin bergeser ke “trance” yang lebih dalam sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan mendeteksi ini seringkali distilahkan sebagai kemampuan untuk melakukan “kalibrasi”. Kalibrasi memiliki arti luas, termasuk kemampuan untuk melakukan “plan A” atau “plan B” dalam waktu yang sangat cepat dan tidak “terdeteksi” oleh unconscious mind dari subyek.
Ketika kita berbicara mengenai Conventional Hypnotism dengan pola klasik : induction-depeening, maka fenomena “trance” dapat secara mudah dideteksi. Demikian juga pada “Waking Hypnosis”, kita masih relatif mudah untuk memahami apakah subyek telah memasuki “trance” atau belum.
Pada saat kita mencoba menerapkan Ericksonian Hypnosis, Covert Hypnosis, dan teknik-teknik Indirect Hypnosis, maka kemampuan untuk membaca fenomena “trance” ini menjadi sangat diperlukan. Jika kita tidak memiliki kemampuan ini, maka jangan-jangan kita hanya akan menerapkan “bukan Hypnosis” ?
Pada teknik non-conventional di atas, pada umumnya fenomena “trance” berlangsung sangat “halus” dan “alami”, sehingga agak sulit terdeteksi bagi para pemula yang baru mempelajari non-conventional hypnotism.
Setelah kita terbiasa untuk melakukan kalibrasi proses “trance” awal, maka berikutnya adalah kemampuan untuk melakukan proses yang sering saya istilahkan sebagai kegiatan “pembajakan” (hijacked) conscious mind agar “shifting” sejauh mungkin, dalam proses ini Hypnotist benar-benar harus dapat melakukan kalibrasi dan juga menerapkan “Pyramidal Technique”, yaitu berpindah antara satu teknik ke teknik lainnya secara “apik” dan “halus” tanpa terdeteksi oleh unconscious mind dari Subyek.
Penutup
Inti dari tulisan ini sebenarnya hanyalah sekedar penyajian wacana, yang bertujuan agar rekan-rekan Hypnotist benar-benar mau dan dapat membedakan apa yang disebut sebagai “Hypnosis” apa pula yang “bukan Hypnosis”.
Leave a Reply